Tragedi Guru Ngaji di Tebet: Tuntutan Hukuman Tegas dari KPAI

Modus yang Menghancurkan Kepercayaan

Seorang guru ngaji berinisial AF (usia 54 tahun) di Tebet, Jakarta Selatan, diduga mencabuli 10 santrinya yang masih di bawah umur, sebagian besar berusia antara 9–12 tahun, sejak tahun 2021. Pelaku menggunakan modus “pelajaran tambahan” tentang hadas laki‑laki dan perempuan, lalu memberi iming‑iming uang antara Rp 10.000–Rp 25.000 untuk membungkam korban. Ia pun mengancam akan memukul atau menampar jika korban berani melapor.

Peran Polisi dan Dukungan Psikologis

Petugas Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metro Jakarta Selatan segera menangkap pelaku pada 28 Juni 2025 dan menetapkan 10 korban sebagai data sementara, dengan kemungkinan ada korban lainnya (antaranews.com). Para korban telah menjalani visum dan mendapatkan pendampingan psikologis untuk mengatasi trauma.

Respons KPAI dan Ajakan untuk Bertindak

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menuntut agar pelaku dijatuhi hukuman berat sesuai UU Perlindungan Anak, yaitu hingga 20 tahun penjara. KPAI juga menyerukan masyarakat dan orang tua untuk lebih berani melaporkan kasus kekerasan seksual pada anak dan tidak menyembunyikan aib demi melindungi predator. Langkah penting berikutnya adalah membentuk tim profesional guna pemulihan psikologis korban dan membuka posko pengaduan bagi masyarakat.